Gabung PDIP, Antasari Jalankan Politik Balas Dendam Mega ke SBY

Antasari Azhar (IST)
Antasari Azhar (IST)

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar menjalankan politik balas dendam Megawati Soekarnoputri dengan bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Sebagai petugas partai Antasari ada kesamaan dengan Megawati. Kedua punya dendam dengan SBY,” kata Pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Selasa (31/1).

Kata Baidhowi, Antasari menganggap SBY yang telah melakukan rekayasa sehingga masuk penjara.

“Mega masih punya dendam terhadap SBY karena mengundurkan diri dari jabatan menteri dan mendeklrasikan sebagai capres dan menang. Dan dendam itu masih dibawa Mega sampai sekarang,” papar Baidhowi.

Menurut Baidhowi, bergabungnya Antasari ke PDIP makin memperlihatkan bahwa selama menjabat Ketua KPK punya konflik kepentingan dengan Megawati Soekarnoputri. “Antasari itu kader GMNI dan tidak mungkin sewaktu jadi Ketua KPK memeriksa Megawati dalam kasus BLBI,” jelas Baidhowi.

Selain itu, kata Baidhowi, politik Indonesia makin memanas dengan bergabungnya Antasari Azhar ke PDIP. “Dua tahun ke depan politik Indonesia tidak stabil,” pungkas Baidhowi.

PDIP membuka pintu bagi Antasari Azhar untuk bergabung. Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan, mantan Ketua Komisi Pem­berantasan Korupsi (KPK) Jilid II itu akan masuk barisan partainya setelah Pilkada Serentak 2017.

“Setelah Pilkada Serentak 2017, Pak Antasari akan resmi bergabung dengan PDI-P,” katanya Senin (30/1).

Alasan bergabungnya Antasari ke partai berlambang banteng itu lantaran banyak kesesuaian, mulai dari aspek ideologi, termasuk komitmen PDI-P terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Kebhinnekaan Indonesia. Menurut Hasto, tidak ada syarat atau tes khusus untuk Antasari.

Baca juga:  Eksponen PKM IPB 77/78: PDIP bukan Partai Ideologis tapi Pragmatis