Politikus PDIP Tegaskan di Al Quran Disebutkan Isa Anak Allah

Hanka Haq
Twitter – SN

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengatakan di Al Quran disebutkan Nabi Isa itu anak Allah

“Ada ustadz bilang: Yesus itu bukan Isa a.s. Padhal jelas2 Al Tawbah:30 tegaskan: “Berkata kaum Nashrani Isa Almasih (Yesus) itu anak Allah,” kata politikus PDIP Prof Hamka Haq di akun Twitter-nya @hamkahaq.

Hamka mengatakan, dalam ajaran Islam dilarang menghujat ajaran agama lain

“Ada ulama yg slalu meghujat agama lain. Pdahal Surah Al Ankabut 46 mengajarkan sikap bijak utk tdk mendebat (aplgi meghujat) umat agama lain,” papar Hamka.

Harusnya memahami sebuah ayat tidak boleh sepotong-sepotong. Surat Attaubah ayat 30 harus disambung 31 dan tafsirnya.

Adapun tafsir Ibnu Katsir Attaubah ayat 30-31:

Orang-orang Yahudi berkata, “Uzair itu putra Allah, ” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih itu putra Allah.” Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain-Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Allah menganjurkan kepada kaum mukmin untuk memerangi orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab —yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani— karena mereka telah mengucapkan perkataan yang sangat keji itu dan membuat kedustaan terhadap Allah Swt.

Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa sesungguhnya Uzair itu adalah putra Allah. Mahatinggi Allah Swt. dari hal tersebut dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.

As-Saddi dan lain-lainnya menuturkan bahwa kekeliruan yang terjadi di kalangan mereka dalam hal tersebut bermula di saat kaum Amaliqah mengalahkan kaum Bani Israil, lalu kaum Amaliqah mem­bunuh ulama mereka dan menahan para pemimpin mereka. Uzair selamat dan ia menangisi nasib kaum Bani Israil dan lenyapnya ilmu dari mereka, sehingga bulu matanya rontok.

Pada suatu hari ia melewati sebuah padang sahara, tiba-tiba ia menjumpai seorang wanita yang sedang menangis di sebuah kuburan seraya berkata, “Aduhai pemberi makan, aduhai pemberi pakaian.” Maka Uzair berkata kepada wanita itu, “Celakalah kamu, siapakah yang memberimu makan sebelum orang yang telah mati ini?” Wanita men­jawab, “Allah” Uzair berkata, “Sesungguhnya Allah Mahahidup. Tidak akan mati

Wanita itu balik bertanya, “Hai Uzair, siapakah yang mengajar ulama sebelum Bani Israil?” Uzair menjawab.”Allah.” Wanita itu balik bertanya, “Maka mengapa engkau tangisi kepergian mereka?”

Uzair sadar bahwa hal ini merupakan nasihat bagi dirinya. Kemudian dikatakan kepada Uzair, “Pergilah kamu ke sungai anu. lalu mandilah padanya serta salatlah dua rakaat. Maka sesungguhnya kamu akan bersua dengan seseorang yang sudah tua di sana, dan makanan apa saja yang diberikannya kepadamu, makanlah makanan itu.”

Uzair berangkat dan melakukan semua yang diperintahkan kepadanya. Tiba-tiba ia bersua dengan seseorang yang sudah tua, lalu orang tua itu berkata kepadanya, “Bukalah mulutmu!”‘ Maka Uzair membuka mulutnya, dan orang tua itu memasukkan sesuatu yang bentuknya seperti bara api yang besar sebanyak tiga kali ke dalam mulut Uzair. Sesudah itu Uzair kembali dalam keadaan sebagai orang yang paling alim mengenai isi kitab Taurat.

Uzair berkata (kepada kaumnya), “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku datang kepada kalian dengan membawa Taurat.” Mereka menjawab,’ “Hai Uzair, engkau bukanlah seorang pendusta.” Lalu Uzair mengambil sebuah pena dan mengikatkannya ke salah satu jari tangannya, kemudian mulai menulis seluruh isi kitab Taurat dengan pena itu. Setelah orang-orang Bani Israil pulang dari peperangan melawan musuhnya, para ulama mereka ikut pulang pula, lalu mereka diberi tahu perihal Uzair. Maka mereka mengeluarkan salinan kitab Taurat yang mereka simpan di bukit, lalu menyamakannya dengan hasil tulisan Uzair. Ternyata mereka menjumpai apa yang ditulis oleh Uzair