Calon Dubes Malaysia, Komisi I DPR Puji Pemaparan Bos Lion Air

Pemaparan bos Lion Air Rusdi Kirana sebagai calon Dubes Malaysia mendapat pujian anggota Komisi I DPR RI.

Di hadapan anggota Komisi I DPR, Rusdi Kirana membahas Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Pemilik Lion Air Group itu meminta para TKI yang dikirim ke Malaysia memiliki bekal pendidikan.

“Saya kira Presiden tidak salah memilih, karena belia punya ide bagus bagaimana membangun Negara Indonesia,” kata Komisi I Fraksi PKB Syaiful Bahri di Gedung DPR, Rabu (14/12).

Rusdi memaparkan bagaimana TKI-TKI ini bermartabat. Misalnya, dengan mengadakan pola-pola pelatihan dan cara menyelesaikan masalah TKI ilegal.

Kata Syaiful, Rusdi juga memaparkan menarik wisatawan Malaysia datang ke Indonesia yang jumlahnya 30 juta.

Baca juga:  Buruan, Lion Air Group Buka Lowongan Pramugari

“Menariknya karena apa, wisatawan Indonesia itu lebih suka atau tertarik datang ke Malaysia, sedangkan wisatawan Malaysia jarang yang datang ke Indonesia.

Syaiful melihat tadi teman-teman fraksi cukup senang dengan konsep dan rencana yang diajukan oleh beliau. Terlebih dia (Rusdi) berlatar pengusaha. Tentunya lebih bisa menarik investasi bukan hanya yang di Malaysia tetapi disekitar Malaysia.

Dia berharap, apa yang menjadi rencana dan konsep calon Dubes Malaysia ini dapat diimplementasikan, terealisasikan dan berjalan dengan baik. Sehingga, dapat membawa nama baik Indonesia.

Anggota Komisi I Meutya Hafid dari Fraksi Golkar mengatakan, pihaknya menilai tidak ada masalah seorang pengusaha menjadi Dubes.

Baca juga:  Kasus Wadas, Bukti Konkrit Ganjar Pemimpin Pencitraan tak Pernah Memikirkan Rakyat

“Saya rasa tidak ada masalah, yang penting itu bagaimana perhatian terhadap tenaga kerja kita di Malaysia. Beliau juga menyampaikan konsenya terhadap TKI, khususnya Tenaga Kerja Wanita (TKW) itu yang membuat kita sepemahaman,” katanya.

Menurut Meutya, konsep yang disampaikan oleh Rusdi Kirana lebih konsen kepada masalah perlindungan tenaga kerja secara spesifik TKW.

“Saya juga sangat konsen kepada permasalahan tenaga kerja, apalagi tenaga kerja wanita, memang klop,” ujarnya.