Pengamat: Isu Makar Upaya Kapolri Gembosi Aksi Bela Islam III

Poster Aksi Bela Islam III
Poster Aksi Bela Islam III yang tersebar di media sosial – Ist

Wacana adanya makar dalam Aksi Bela Islam III oleh Kapolri Tito Karnavian dinilai sebagai upaya untuk menggembosi peserta demonstrasi yang menuntut agar Ahok segera ditangkap dan ditahan.

“Ini sebagai upaya untuk menggembosi saja,” ujar pengamat sosial politik Joko Prasetyo kepada suara nasional, Rabu (23/11/2016).

Alasannya, lanjut Joko, makar merupakan perkara yang sangat serius yang harus disikapi secara serius oleh pemerintah maupun rakyat. Tapi anehnya, dalam perkara seserius ini, pejabat terkait tidak kompak malah hanya Kapolri yang menyatakan ada upaya makar pada aksi tersebut.

“Wakapolri bilang dalam kajian, Kapolda bilang tidak mengarah makar, Menhan bilang tak pernah dengar ada makar, bahkan Menko Polhukam dengan tegas menyatakan jangan cepat menuduh makar, coba itu?” beber Joko.

Joko juga mengajak publik melihat rekam jejak Tito Karnavian baik dalam dua bulan terakhir maupun ketika masih menjadi Kapolda DKI Jakarta.

BACA JUGA:

“Rekam jejaknya dalam dua bulan terakhir, dia itu lebih mirip advokad atau bahkan centengnya Ahok ketimbang penegak hukum! Waktu jadi Kapolda muji-muji abis Ahok yang telah berhasil menggaet konglomerat Cina untuk membangun Gedung Parkir Mapolda,” tegasnya.

Bila benar Kapolri dan Jokowi mau menegakkan hukum, sudah sejak Oktober 2016 lalu, semestinya Ahok ditahan, karena dua alat bukti sudah ada. Sehingga urusan berikutnya ada di pengadilan.

“Padahal dengan menyegerakan diproses sedari awal, Kapolri dan Jokowi kan tidak akan dituduh tidak membela Ahok dan tidak dituduh tidak tahu berterima kasih kepada konglomerat Cina lho, karena bola panasnya ada di pengadilan,” pungkasnya