Rekrut Pengusaha China Jack Ma sebagai Penasehat Ekonomi, Jokowi Jalankan Chinanisasi dan Gadaikan NKRI

Jack Ma dan Presiden Jokowi (IST)
Jack Ma dan Presiden Jokowi (IST)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kabarnya mengangkat pengusaha asal China Jack Ma sebagai penasehat ekonomi menandakan Wali Kota Solo itu menjalankan Chinanisasi dan Gadaikan NKRI.

Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Jumat (9/9). “Kalau benar Jack Ma dijadikan penasehat, menandakan Jokowi laksanakan Chinanisasi, mungkin sebentar lagi, pejabat lainnya diimpor dari China,” ungkap Muslim.

Kata Muslim, sebenarnya, masih banyak WNI yang punya kepandaian dalam bidang e-commerce. “Tidak perlu mengambil penasehat dari China terkait e-commerce,” ungkap Muslim.

Muslim mengatakan, kalau tenaga kasar dan pejabat sudah dari China menguasai Indonesia, maka NKRI sebentar lagi bagian dari koloni negeri Tirai Bambu. “Tidak perlu mengirim pasukan, penasehat dari China, tenaga kasar dari China, rakyat Indonesia akan terusir,” ungkap Muslim.

Baca juga:  Suka Blokir, Mantan Relawan Sebut Jokowi Ingin Dilengserkan di Tengah Jalan

Selain itu, Muslim mengatakan, proyek rusunawa yang dikatakan relokasi korban penggusuran punya agenda khusus menampung warga China. “Sekarang warga yang digusur ditempatkan rusunawa, tetapi beberapa bulan tak bisa nyewa, akhirnya terusir. Ini ada agenda tersembunyi mengusir warga Indonesia,” ungkapnya.

Kabar terbaru datang dari konglomerat China yang juga Founder Alibaba Group Jack Ma. Dia dikabarkan siap menjadi penasihat Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini menyusul konfirmasi Alibaba Group yang menyatakan, bahwa sang bos telah menerima tawaran sebagai penasihat ekonomi untuk bidang e-commerce Presiden Jokowi.

Baca juga:  Archandra Jadi Menteri Lagi, Jokowi Jilat Ludah Sendiri

Dilansir dari Ecommerceiq.Asia, Kamis (07/9/2016), tujuan dari perekrutan Ma adalah untuk membantu mengembangkan industri e-commerce di Indonesia, yang saat ini berkembang pesat khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Ma disebutkan akan menjadi bagian dari steering committee Indonesia yang terdiri dari 10 menteri.

“Pemikiran di balik ini adalah untuk membuat posisi Indonesia di pasar internasional lebih menonjol,” ujar Menteri Komunikasi Informatika Rudiantara dalam sebuah video yang dirilis oleh Sekretariat Negara.