Media Jokower dan Ahoker Sebut Setan yang Pimpin Doa Sidang Paripurna MPR/DPR

Media pendukung Jokowi dan Ahok (IST)
Media pendukung Jokowi dan Ahok (IST)

Media pendukung Joko Widodo atau Jokowi (Jokower) dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (Ahoker) marah terhadap Muhammad Syafi’i yang mimpin doa penutupan sidang Paripurna MPR/DPR 2016.

Media Jokower dan Ahoker menyebut setan orang yang mimpin doa tersebut. Media online seward.com memberikan judul “Ketika Setan Pimpin Doa di  Gedung MPR”, bacakabar.com judulnya “Ketika Setan Pimpin Doa di Gedung MPR, Inilah yang Terjadi”, islamnkri.com judulnya “Pembaca Doa dari Fraksi Gerindra yang mengejek Jokowi dan Ahok Ini Tertawa Usai…”

Dalam salah satu doa yang disampaikan, disebutkan agar bangsa Indonesia dijauhkan dari pemimpin yang berkhianat dan hanya memberikan janji-janji palsunya kepada rakyat.

“Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat,” kata Syafi’i dalam doanya di sidang paripurna MPR/DPR 2016 di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/16).

Ia mengatakan, saat ini banyak rakyat yang digusur oleh arogansi aparat negara. Rakyat kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan sehingga menjadi sengsara. Syafi’i menyebut aparat negara saat ini seakan-akan bersemangat menakuti rakyatnya.

“Hari ini di Kota Medan di Sumatera Utara, 5.000 KK di Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara. Allah lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa,” kata Syafi’i dalam doanya.

Syafi’i pun berdoa, agar para pemimpin negara bertaubat kepada Allah. Jika tidak, maka ia berharap agar para pemimpin di negara ini diganti dengan pemimpin yang lebih baik.

“Ya Allah kalau ada mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka ya Allah. Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini ya Allah,” kata Syafi’i.

Menurut dia, pemimpin di negera ini sedang kehilangan kekuatannya untuk mencegah bangsa ini dikuasai negara lain. Sebab, dalam kenyataannya, masyarakat Indonesia justru menjadi kuli di negerinya sendiri. Kekayaan alam yang dimiliki pun telah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing.