Injak-injak Pribumi, Ahok Bentuk Nyata Neo Kolonialisme China

Ahok (Aktual.com)
Ahok (Aktual.com)

Dikasih hati minta jantung. Mungkin inilah peribahasa yang cocok dan tepat untuk menggambarkan perilaku sombong Ahok belakangan ini seperti menginjak-injak kedaulatan bangsa dengan arogansinya yang luar biasa namun nyaris tak tersentuh oleh kekuatan hukum.

Demikian dikatakan pengamat politik dan sosial, Ferdinand Hutahean kepada suaranasional, Senin (27/6).
 
Kata Ferdinand, Ahok memang fenomenal dengan sikap nekadnya menantang seisi republik ini bahkan tidak segan-segan menantang Tuhan.

“Bagi penganut paham Komunis dan Atheis memang tidaklah sesuatu yang berat untuk menantang Tuhan karena bagi Komunis dan  Atheis, Tuhan itu tidak ada,” kata Ferdinand.

Kata Ferdinand, mungkin dulu latar belakang Ahok atau orang tuanya yang berasal dari China dulunya juga adalah Komunis dan mungkin Atheis karena China memang menganut paham Komunisme.

“Namun setelah hijrah ke Indonesia dan demi mendapatkan sebuah pengakuan menjadi WNI para imigran China rela mengganti nama dan agamanya. Meski mungkin ideologinya tetap sama dengan China yaitu Komunis,” kata Ferdinand.

Ferdinand mengatakan, sejak bangsa Indonesia merdeka hingga era Soeharto, keberadaan China diakui dan mendapat tempat diranah bisnis, perdagangan, dan profesi lainnya dan tidak bisa masuk kedalam pemerintahan.

“Bahkan berpolitikpun sangat terbatas. Akhirnya keturunan China mendominasi perekonomian Indonesia hingga sekarang. Bahkan perekonomian nasional ditengarai 80% nya dikuasai oleh turunan China dan kaum pribumi tersisa sebagian,” ungkapnya. 

Menurut Ferdinand, dominasi China semakin berani dan semakin besar pada era SBY hingga sekarang era Jokowi.

Kita tidak asing lagi melihat orang China menduduki jabatan-jabatan strategis pemerintahan seperti Wantimpres, Panesehat Panglima TNI, Kepala Daerah dan lain-lain.

Adakah dominasi ini bentuk penjajahan baru dimuka bumi Indonesia? Setelah China mendominasi Ekonomi, mendominasi Sumber Daya Alam dan mendominasi Media, kini amat bernafsu mendominasi politik. Ingin menjajah?

Ahok adalah contoh extrim dari upaya dominasi politik yang ingin dicapai oleh China di republik ini.

Kata Ferdinand, Ahok dengan segala kebodohan dan kesalahan serta dugaan pelanggaran hukum bisa dengan mudah mempecundangi lembaga negara seperti BPK dan KPK dan merendahkan seisi republik dengan kata kasar dan caci makinya.

Pertanyaan yang muncul, apa yang terjadi dengan bangsa ini? Kenapa bangsa asing begitu mudah mempecundangi republik ini?

Rejim ini sepertinya tidak menyadari bahwa sesungguhnya upaya besar sedang terjadi untuk menguasai Indonesia. Atau mungkin saja rejim Jokowi ini adalah antek salah satu kapitalisme Global khususnya China makanya diam tidak melakukan kontra operasi.

Ferdinand mengatakan, Perang kapitalisme global antara blok barat dengan blok Cina sangat bernafsu untuk berkuasa atas negara kaya ini.

“Ahok adalah fakta nyata neo kolonialisme China atas bangsa ini, Ahok adalah ujung tombak penjajahan baru di republik ini.

Bangsa ini dimerdekakan bukan untuk dijajah lagi. Akan tetapi supaya bangsa ini berdaulat dan mandiri,” paparnya. 

Menurut Ferdinand, jika sekarang bangsa ini seperti akan dikuasai China, maka siapapun putra pribumi Indonesia harus bangkit melawan neo kolonialisme ini.

“Ahok harus dihentikan karena menjadi ujung tombak penjajahan baru. Jangan hinakan dan rendahkan para pendiri bangsa ini dengan menghianati perjuangan dan proklamasi bangsa.

Mari bangkit melawan wahai kaum pribumi, ibu pertiwi memanggilmu untuk angkat senjata, karena ibu pertiwi sedang diperkosa oleh neo kolonialisme baru bernama Ahok dan Ahok adalah ancaman bagi kedaulatan bangsa,” pungkasnya.

Baca juga:  Tokoh Tionghoa Nasrani Tegaskan Habib Rizieq tak Menistakan Agama