Pilar Ekonomi Roboh, Jokowi tak Sanggup Melanjutkan Kekuasaannya

Joko Widodo atau Jokowi (IST)
Joko Widodo atau Jokowi (IST)

Salah satu pilar ekonomi Jokowi yang roboh adalah sumber pembiayaan negara dan pemerintahan.

“Penyebabnya adalah penerimaan negara dari pajak dan non pajak yang jatuh semakin dalam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata engamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng dalam pernyataan kepada suaranasional, Kamis (19/5).

Kata Salamuddin, padahal pemerintahan ini berambisi menambah penerimaan berkali-kali lipat lebih besar.

Salamuddin mengatakan, penerimaan pajak Jokowi tahun ini benar-benar mengkhawatirkan. Bayangkan penerimaan pajak April 2016 hanya Rp. 98 triliun‎, menurun Rp.7 trilun dari periode yang sama tahun lalu.

“Kondisi ini akan terus berlanjut pada periode mendatang dan target pajak sedikitnya akan merosot Rp. 300 triliun. Target penerimaan pajak sendiri Rp.1822 triliun,” ungkap Salamuddin.

Sementara penerimaan negara bukan pajak akan berkurang sedikitnya Rp 100 ‎triliun dari target Rp.273 triliun. Mengingat harga minyak dan harga komoditas yang masih tetap rendah.

Kata Salamuddin, secara keseluruhan pemerintah akan kehilangan Rp 400 ‎ triliun dari yang direncanakan. Jika pemerintah tidak mendapatkan utang sebesar 2,5 persen PDB, maka dipastikan pemerintah akan kekurangan uang sedikitnya Rp. 650 triliun.

“Ini berarti Jokowi tidak mungkin sanggup melanjutkan kekuasaannya,” pungkasnya.

Baca juga:  CIIA Membongkar Tahapan Operasi Intelijen Terhadap HRS