Ngeri, Ini Dia Teman-teman Ahok Sesungguhnya

Akun @temanAhok
Akun @temanAhok

Berdasarkan informasi diskusi di group whatsapp, ‘teman-teman Ahok’ ini merupakan satu kelompok yang terdiri dari berbagai kalangan, antara lain:

1. Kelompok Pengusaha/konglomerat properti Jakarta seperti James Riady (Lippo Grup), Tahir (Mayapada Grup), Triatma K Haliman (Agung Podomoro Grup/APG), Ciputra, Aguan dan Tommy Winata (Agung Sedayu Grup), Sutjipto Nagaria (Summarecon Grup), Eka Tjipta Widjaja (Simarmas Grup), Hendra S Gondokusumo (Intiland Grup), Edward Suryadjaya (Astra Grup) dan lain-lain. Kelompok konglomerat ini telah menjadi donatur dan pendukung Ahok bersama banyak konglomerat dan pengusaha tionghoa lain sejak tahun 2011 lalu. Mustahil bagi Ahok meninggalkan teman-teman yang menjadi inti kekuatannya selama ini.

2. Kelompok Politisi: antara lain Hendropriono, Luhut B Panjaitan, Sutiyoso, Djan Faridz, para jenderal purnawirawan ‘Tim Begawan’ dan lain-lain. Mereka ini sponsor utama Ahok untuk memperoleh dukungan PDIP dan P Gerindra pada Pilkada tahun 2012 lalu. Prabowo Subianto dan adiknya Hashim Djojohadikusumo sudah lama memutus hubungan dengan Ahok karena terbukti berkali-kali Ahok mengkhianati Prabowo-Hashim.

3. Kelompok Nasdem: Partai Nasdem adalah partai pimpinan Surya Paloh. Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa Surya Paloh merupakan proxy dari James Riady baik di Nasdem mau pun di Grup Usaha Media Indonesia. Media Indonesia Grup merupakan salah satu anak perusahaan Multipolar Corporation (Lippo Grup) milik James Riady. Tak heran jika Metro TV, Media Indonesia, First Media Grup termasuk Detikcom mendukung Ahok habis-habisan sejak 2011 lalu.

Berdasarkan fakta di atas, sulit bagi Ahok memenuhi permintaan Megawati SP Ketum PDIP agar Ahok meninggalkan ‘teman-temannya’ sebagai syarat agar PDIP dapat mempertimbangkan mengusung Ahok sebagai cagub DKI Jakarta.

Informasi berkembang di kalangan elit politik Jakarta, Ahok sudah menyiapkan strategi jitu untuk meraih dukungan partai sesuai syarat pencalonan pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pertama Ahok menaikan tawaran ‘mahar’ kepada PDIP. Disebut-sebut jumlahnya fantastis yaitu Rp 250 miliar atau lebih, dua kali lipat dibanding mahar Jokowi-Ahok pada Pilkada 2012 sebesar Rp100 miliar. Jumlah mahar itu tidak berarti bagi Ahok yang didukung puluhan konglomerat Tionghoa.

Di samping menawarkan mahar ratusan miliar rupiah, Ahok melobi partai lain untuk mendukungnya. Sementara ini Ahok mengklaim sudah mendapat dukungan dari empat partai: Nasdem, Hanura, PKB dan PAN. Jika klaim Ahok benar maka dukungan 23 kursi DPRD DKI Jakarta sudah di tangan Ahok dan itu sudah melebihi syarat minimal 21 kursi untuk mengusungnya menjadi cagub DKI Jakarta.