Kompas TV dan Online Giring Opini Dukung LGBT

Acara Kompas TV tentang LGBT (Dok KOMPAS TV)
Acara Kompas TV tentang LGBT (Dok KOMPAS TV)

Kompas TV dan online berupaya menggiring pembacanya untuk mendukung gerakan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).

Dalam acara dialog dalam Program Khusus yang membahas tentang LGBT di Kompas TV pada Kamis (11/2/2016) “Program Khusus: Apakah LGBT harus dicemaskan” nampak sekali televisi ini memberikan panggung pada pendukung LGBT.

Walaupun dalam dialog itu ada panelis lain yang tidak setuju LGBT tetapi tidak menguasai masalah dan terlihat normatif.

CEO Kanet Indonesia, Yons Achmad menulis artikel berjudul “Penggiringan Opini Kompas TV Pro LGBT.”

Ia menulis, “pada akhirnya dalam industri media, membela LGBT, memberikan ruang kepada pembelanya, barangkali menjadi isu yang “seksi”. Dan Kompas TV, memilih melakukan politik media semacam ini.”

Baca juga:  PKB Dukung UU Anti Perkawinan Sejenis, Pendukung LGBT Sewot

Kompas Online menulis judul “Nyatakan LGBT Gangguan Jiwa, dr Fidiansyah Dituding Menutupi Kebenaran”

Kompas Online mengutip pernyataan dr Andri SpKJ FAPM, psikiater dengan kekhususan psikosomatik medis, Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dan pengajar di Fakultas Kedokteran UKRIDA.

Kebetulan dr Andri menulis di Kompasiana yang membantah pernyataan dari  dr Fidiansyah Sp KJ MPH yang menyatakan LGBT merupakan gangguan jiwa.

Andri menunjukkan dengan detail bagaimana buku itu menyatakan bahwa LGBT buka gangguan jiwa.

Kompas Online juga mengutip pernyataan dokter yang juga pendukung LGBT yaitu dr Ryu Hasan.

Baca juga:  Hati-Hati, Supir Grabcar Curang

Sedangkan seorang Doktor yang juga dokter mantan aktivis HMI, Taruna Ikrar yang saat ini mengajar di University of California, Irvine, Amerika Serikat mengatakan,  LGBT adalah disorientation sex yang didasari oleh perubahan
1. Neurosynaptic
2. Neuro compensation
3. Balance hormonal exchanges

Taruna menegaskan, LGBT bukan genetic, because no genetic evidence. Sehingga orang yg mengalami sexual disorientation, bisa di therapy.

Ia pun mempersilahkan untuk membaca buku karyanya yang berjudul “Ilmu Neurosains Modern”


1 comment

  1. dari sekian banyak info dan pendapat para ahli ,maka semua kembali kepada masing masing individu dalam menyikapi LGBT.. beda pendapat ya wajar dan dalam menyatakan pendapat sebaiknya dengan kata yang santun

Comments are closed.