PDIP Tegaskan Miras sebagai Kearifan Lokal

Herman Herry (IST)
Herman Herry (IST)

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Herman Hery mengatakan miras alias minuman keras bagian dari kearifan lokal.

“Miras itu bukan barang asing, bukan barang haram di NTT, itu kearifan lokal di NTT,” kata Herman di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, (5/1).

Herman mengatakan di NTT miras bukan barang haram.

“Bicara miras di NTT itu bukan barang haram, itu (aduan) konstituen, wajar kalau ada masalah dibicarakan. Mengenai percakapan, itu sudah materi penyidikan. Sebagai DPR, politisi, saya ambil hikmah,” tandasnya.

Sebelumnya, politikus PDIP Herman Herry marah dan mengumpat terhadap Kasubdit Narkoba Polda NTT, Kompol Albert Neno yang melakukan razia minuman keras atau miras.

Baca juga:  Sekjen PDIP Mengamini Pernyataan Wanita Emas Ganjar Didesain Menangkan Pilpres 2024?

Albert Neno yang ditemui di depan SPKT Polda NTT, Sabtu (26/12/2015) mengungkapkan dia mendapat telepon pada Jumat (25/12/2015) malam dari seseorang yang mengaku bernama Herman Herry yang menggunakan no telp 0811198xxx.

“Waktu itu saya ada terima tamu di rumah, lalu tiba-tiba ada telp masuk ke HP saya, saya pikir ada yang mau ucapkan selamat hari natal namun setelah saya terima ternyata dia mengaku bahwa dia bernama Herman Herry. Dia langsung maki saya bilang kau monyet, kau bangsat, kenapa mau tutup usaha saya,” jelasnya

Neno yang saat ini sebagai Kasubdit 2 di dir narkoba Polda NTT merasa kaget. Namun dia mengatakan kepada Herman Herry bahwa dia tidak memiliki kewenangan untuk menutup usaha dan usaha mana yang mau ditutup.

Baca juga:  Survei CSIS AMIN Posisi Kedua, ABRI-SATU: Optimis Masuk Putaran Kedua dan Menang di Pilpres 2024

“Dia tidak menjawab pertanyaan saya kemudian Herman Herry bertanya lagi kenapa kamu sita minuman orang. Kalau kamu hebat, kamu jantan, kamu jago, ketemu saya di hotel saya, bawa senjata. Kau ketemu saya, saya habiskan kau malam ini,” ujar Neno.

Neno juga mengatakan, Herman Herry mengungkapkan kata-kata seperti monyet dan bangsat.

“Saya laporkan dirimu monyet, saya akan lapor ke kapolri biar nanti kamu dicopot. Ada banyak kata monyet dan bangsat yang dia keluarkan karena itu saya sebagai warga negara, saya merasa terancam dan dihina. Dia baptis nama saya dengan monyet dan bangsat,” ungkap Neno