Luhut Bergaya Preman dan Rusak Demokrasi, Aktivis Pro Jokowi Hanya Membisu

Luhut Pandjaitan dan Jokowi (KOMPAS)
Luhut Pandjaitan dan Jokowi (KOMPAS)

Menkopolhukam Luhut Panjaitan yang mengeluarkan ancaman kepada pihak-pihak yang mengaitkan dalam kasus Freeport bisa merusak demokrasi.

“Kalau mau main ancam-acaman itu jadinya kayak preman. Kalau dianggap mencemarkan nama baik laporkan ke kepolisian. Sekarang ini hukum yang harus dijunjung tinggi bukan merasa seorang tentara dan memiliki kekuasaan bisa main ancam,” kata pengamat politik Zainal Abidin kepada suaranasional, Senin (14/12).

Menurut Zainal, Luhut yang mengundang anggota MKD dan beberap hadir menandakan mantan petinggi Kopassus memiliki kekuasaan yang begitu hebat. “Seorang anggota MKD diundang dan datang. Padahal untuk menunjukkan kewibawaan, anggota  MKD harusnya tidak usah datang, untuk menjaga independensi,” jelas Zainal.

Selain itu, Zainal menyesalkan sikap para aktivis yang saat ini menjadi pendukung Jokowi tidak kritis terhadap sikap Luhut seperti itu. “Padahal sikap Luhut mulai mengeluarkan ancaman itu pernyataan yang tidak bagus. Anehnya seperti Fadjroel hanya diam saja. Media penjilat Jokowi dan tidak berusaha minta pendapat beberapa pengamat terkait sikap Luhut itu untuk penyeimbang pendapat Luhut,” papar Zainal.

Sebelumnya, Luhut mengeluarkan sebuah ancaman kepada pihak-pihak yang mengaitkan dirinya dengan kasus Freeport. Luhut pun mengatakan, punya pasukan.

“Anak istri dan cucu saya semuanya terganggu. Pihak-pihak seperti pengamat itu sudah mengganggu keluarga dan jabatan saya. Jiwa tentara saya keluar,” tegasnya, Jumat (11/12).

Jenderal berbintang empat ini juga menegaskan kalau dirinya tidak takut dengan sejumlah pihak yang selama ini ia sebut telah mengusik dirinya dan keluarga.

“Bebetapa waktu lalu saya reuni dengan beberapa prajurit saya memperingati 40 tahun di Timor-Timor. Saat itu saya hampir mati dan saya tidak takut. Apalagi cuman kasus seperti ini,” katanya dengan nada emosional.