Ulil JIL Tegaskan Diskusi Lebih Penting daripada Salat

Ulil Abshar Abdalla (IST)
Ulil Abshar Abdalla (IST)

Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) mempunyai pendapat tidak setuju menghentikan diskusi hanya karena untuk melakukan ibadah shalat.

“Menurut saya, menghentikan diskusi hanya untuk melaksanakan salat adalah tindakan kesalehan yang salah tempat, a misplaced piety,” kata Ulil dalam tulisannya “Haruskah Diskusi Dihentikan Saat Waktu Salat Tiba?” di situs Islam Liberal.

Ulil berpendapat tidak perlu menghentikan diskusi untuk shalat karena, pertama: diskusi dan seminar adalah kegiatan mencari ilmu (talab al-‘ilm), dan dengan demikian ia juga masuk dalam tindakan kesalehan juga. Mengalahkan ilmu demi melaksanakan salat adalah tindakan yang kurang tepat.

“Kedua: Sembahyang, menurut fikih atau hukum Islam, memiliki rentang waktu yang cukup panjang. Salat lohor, misalnya, waktunya cukup panjang: kira-kira mulai dari pukul 12 hingga 3 sore. Anda bisa melaksanakan sembahyang di antara rentang itu. Tak ada keharusan melaksanakan salat di awal waktu,” papar Ulil.

Baca juga:  Ulil JIL Tegaskan Ibadah Bisa Diganti dengan Baca Buku

Kata Ulil, Kegiatan mencari ilmu tak kalah nilainya dari, jika tidak malah melebihi ritual seperti sembahyang. Mengalahkan yang satu demi yang lainnya bukan tindakan yang tepat.

“Diskusi bisa berjalan terus, dan sembahyang bisa dilaksanakan setelah diskusi selesai. Apalagi jika kita pertimbangkan pendapat sebagian mazhab dalam fikih di mana ada beberapa salat yang sebaiknya dilaksanakan bukan di awal waktu, melainkan di tengah atau di bagian akhir: seperti salat lohor, asar dan subuh,” papar Ulil.

Ulil menceritakan saat masih ketika nyantri di tempat Kiai Maimun Zubair, Sarang, Rembang: beliau selalu melaksanakan salat subuh ketika sudah mendekati matahari terbit.

Baca juga:  Pendiri Bimbel Sony Sugema College Meninggal saat Shalat Tahajud

“Karena pesantren Kiai Maimun tepat di pinggir pantai, biasanya beliau salat subuh dalam keadaan hari sudah terang. Ini berbeda dengan kebiasaan di pesantren Kajen, dari mana saya berasal: salat subuh diadakan persis di awal waktu, ketika hari masih gelap,” papar Ulil.

Menantu Gus Mus ini menegaskan, diskusi untuk melaksanakan salat di awal waktu bukanlah ide yang baik. Itu bukan tanda kesalehan.

“Sebab mencari ilmu lewat diskusi tak kalah penting dibandingkan dengan ritual ibadah. Apalagi, ibadah seperti sembahyang memiliki rentang waktu yang panjang,” pungkas Ulil.


1 comment

  1. Dari Ummu Farwah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhol. Beliau pun menjawab, “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud no. 426. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Comments are closed.