Waduh, Masyarakat Pendukung Jokowi Rebutan Kotoran Kebo Bule

Kerbau Bule / Kebo Bule - Foto: Solopos
Kerbau Bule / Kebo Bule – Foto: Solopos

Masyarakat Solo yang merupakan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempunyai tradisi yang tidak masuk akal saat Kebo Bule dikeluarkan dari kandangnya.

Masyarakat Solo yang merupakan pendukung Presiden Ketujuh itu menganggap Kebo Bule itu hewan yang dikeramatkan bahkan kotorannya pun ada berkahnya.

Memang, tidak bisa menyalahkan sebuah tradisi yang dianggap sebuah kebenaran oleh masyarakat setempat, tetapi perlu adanya penyadaran bahwa tindakan yang dilakukan tersebut sudah tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Kalau dilihat yang mencari berkah dengan kotoran kebo bule itu beragama Islam.

Bahkan kalau kita lihat saat pernikahan anak Presiden Joko, masyarakat Solo Raya pun sangat antusias.

Baca juga:  Ini Dia Pengalihan Arus Lalulintas Selama Jakarta Marathon 2016

Mereka rela berebut air habis siraman Gibran-Selvi Ananda. Ada juga yang berebut bunga karena dianggap mempunyai berkah.

Presiden Joko ataupun panitia pun tidak bisa melarang warga yang mau mengambil air bekas siraman itu. Masyarakat Solo maupun pendukung setia Presiden Joko mengganggap air itu membawa berkah tersendiri.

Ada juga yang beranggapan, bunga hasil siraman mempelai pria dan wanita bisa mempercepat jodoh yang belum menemukan Jodohnya.

Bagi masyarakat Solo, dan kota-kota di sekitarnya, seperti Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Wonogiri, Kebo Bule Kyai Slamet bukan lagi sebagai hewan yang asing. Setiap malam 1 Sura menurut pengganggalan Jawa, atau malam tanggal 1 Muharam menurut kalender Islam (Hijriah), sekawanan kebo keramat ini selalu dikirab, menjadi cucuk lampah sejumlah pusaka keraton.

Baca juga:  Pendukung Jokowi Ancam Bunuh Aktivis BEM UI

Ritual kirab malam 1 Sura itu sendiri sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Ribuan orang tumpah ruah di sekitar istana, juga di jalan-jalan yang akan dilalui kirab. Masyarakat meyakini akan mendapat berkah dari keraton jika menyaksikan kirab. Kirab berlangsung tengah malam, biasanya tepat tengah malam atau tergantung “kemauan” dari kebo Kyai Slamet. Sebab, terkadang Kebo Bule baru keluar dari kandang selepas pukul 01.00.