Jokowi Siap di Maki maki, dan bukan Penakut!

Foto: Edi Ismail/Jawa Pos
Foto: Edi Ismail/Jawa Pos

Disaat merosotnya popularitas Jokowi pada saat ini, relawan yang selama kampanye pilres 2014 merapatkan barisan untuk kemenangan Jokowi. Mereka berkumpul dalam Jambore Komunitas Juang Relawan Jokowi di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta.

Komunitas Relawan ini datang dari penjuru tanah air, Jokowi pun menyambangi ribuan relawan yang berdatangan dari sejumlah wilayah Indonesia sejak Jumat (15/5/2015).

“Pertemuan ini membuktikan bahwa presiden kita, Jokowi, tidak pernah melupakan rakyatnya, tidak melupakan pemilihnya, tidak melupakan pendukungnya,” ucap Ketua umum Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Adian Napitupulu, yang juga bekas aktivis ’98, di lokasi jambore.

Ada 14 komunitas relawan yang turut berpartisipasi, berikut pentolan yang hadir dalam ajang tersebut. Selain Adian, hadir Ketua Umum Kawan Jokowi Diaz Hendropriyono, Ketua Umum Bara JP Sihol Manulang, dan Ketua Umum Seknas Jokowi M. Yamin. Tampak pula Ketua Umum Cakra Naga Da’i Bachtiar, Ketua Umum Relawan Merah Putih Maruarar Sirait, dan Ketua Umum Sekber Jokowi Bayu Tami.

Selain itu Bona Ventura Manurung Humas Jambore Mustar menambahkan, agenda kegiatan para pendukung Jokowi saat pilpres lalu itu murni konsolidasi para relawan. Dia menegaskan, forum tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan wacana gelombang aksi yang mungkin muncul bertepatan dengan momen Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei mendatang.

“Bukan tandingan agenda aksi 20 Mei. Tidak ada pembicaraan itu. Ini betul-betul ingin silaturahmi saja,” papar Mustar.

Saat Jokowi tiba di lokasi, mantan gubernur DKI Jakarta itu langsung disambut dengan lagu Salam Tiga Jari yang merupakan gubahan dari lagu kampanye pasangan Jokowi-JK Salam Dua Jari.

Dari atas panggung Jokowi di depan para relawan pendukungnya, Jokowi sempat menyinggung popularitas dirinya yang turun karena sejumlah kebijakan yang diambilnya sebagai presiden.

Tetapi dia menyatakan tidak khawatir akan hal tersebut. Jokowi kemudian menunjuk kebijakan pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang diambil pada awal memerintah. Dia menyatakan, jatuhnya popularitas karena kebijakan yang memang tidak populer tersebut adalah risiko.

Bagi Jokowi, kebijakan soal BBM itu memang menyakitkan. Tapi, lanjut Jokowi, sebagaimana umumnya perubahan, rasa sakit tersebut memang biasa muncul di awal proses.

“Banyak yang memaki ke saya, tapi yang hadir di sini nggak ada. Intinya, saya siap tidak populer, saya siap dimaki-maki. Jangan dipikir Jokowi itu penakut,” ucapnya dengan tegas di depan para relawan.

Pada kesempatan itu pula Jokowi meminta para relawan pendukungnya untuk ikut serta meluruskan suara-suara miring yang muncul. Terkait dengan BBM, misalnya, para relawan diminta untuk memberikan penjelasan bahwa kebijakan tersebut punya orientasi jangka menengah dan panjang. “Bila tidak (diluruskan), nanti jadi isu, jadi rumor yang tidak baik,” tambahnya.

Berselang beberapa lama Jokowi berpidato di panggung berukuran sekitar 15×5 meter persegi yang disediakan panitia. Dia kemudian memilih turun dan berdialog langsung dengan para relawan. “Biar tidak terlihat seperti kampanye, saya turun saja,” ucap Jokowi, disambut tepuk tangan.