Beredar Beras Palsu, Ini Ciri-cirinya

Beras Palsu. ©instagram.com/dewinurizza
Beras Palsu. ©instagram.com/dewinurizza

Dewi Setiani, warga Bekasi, Jawa Barat menemukan keanehan pada beras yang dibelinya. Sehingga dia menduga bahwa beras tersebut adalah beras palsu.

“Kemarin saya beli beras di pasar. Seperti biasa saya membeli beras ini kiloan dengan harga Rp 8000 per kilo. Tapi saat saya beli ini engga seperti beras yang saya konsumsi sebelumnya,” ucap Dewi seperti yang kami kutip dari Merdeka.com, Senin (18/5).

Dugaan Dewi terungkap setelah ia mengolah beras itu menjadi bubur untuk dia santap esok paginya. Anehnya setelah didiamkan beberapa jam, bubur ini pun berbentuk aneh.

“Seperti biasa tadi malam saya masak bubur buat besok pagi. Tapi saat tadi saya mau memanaskan buburnya, bentuknya jadi beda. Biasanya kan bubur kan kalau udah dingin bentuknya mengental dan menyatu, tapi kalau ini dia berbentuk buliran dan seperti belum matang,” tanbah Dewi.

Baca juga:  Koh Steven Indra Wibowo Menghadap Ilahi

Penasaran, lalu Dewi juga sempat menanak beras itu untuk dijadikan nasi uduk, namun keanehan kembali terjadi. “Saat dimasak beras itu malah ngeluarin banyak air. Kalau beras biasa kan meresap air tapi ini malah ngeluarin air. Saat dimakan juga rasanya aneh, sintetisnya berasa banget kayak kita makan plastik,” paparnya.

Merasa sangat aneh sekali setelah menemukan keanehan-keanehan itu, Dewi pun lantas memeriksa penampilan beras tersebut. Sekilas, beras itu tampak tak jauh berbeda dengan beras pada umumnya, namun ketika dilihat lebih dekat maka akan terlihat jelas perbedaannya.

Baca juga:  Anggota TNI Lamongan Memperbaiki Jalan Warga

“Beras yang asli kan dia putih tapi tengah-tengahnya ada putih susunya. Tapi kalau beras ini tuh dia putih bening saja,” tutur Dewi.

Dewi berharap, kejadian ini tidak akan dialami oleh warga lain karena sangat merugikan dan membahayakan.

Beredarnya beras plastik di Indonesia kini meresahkan warga, mengingat mayoritas penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Parahnya, beras ini sekilas tak jauh berbeda dengan beras-beras asli di Indonesia.