Pilkada 2024: Jangan Beri Rekomendasi Cakada Tersandung Kasus Asusila

Jakarta – Maraknya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di berbagai daerah di Indonesia harus mendapat perhatian serius dari seluruh komponen anak bangsa tanpa terkecuali.
Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Partai Perindo berpandangan perempuan dan anak merupakan faktor vital dalam pembangunan suatu bangsa.

“Untuk itu hak – hak perempuan dan anak harus benar – benar dilindungi,” buka Ketua RPA Partai Perindo Jeanie Latumahina di kawasan Cik Ditiro, Menteng (10/7/2024).

Menurut Jeanie Latumahina, negara ini adalah negara hukum dan sudah jelas negara sangat melindungi hak – hak perempuan dan anak. Baginya ini bukanlah sebuah konsep belaka, namun konsep yang perlu disosialisasikan sebagai pedoman dan cara pandang kita semua guna menghadirkan para pemimpin – pemimpin kedepan yang benar – benar memiliki etika dan moral untuk kemudian menjadi teladan bagi rakyatnya.

“Perlu diketahui bahwa RPA Partai Perindo berkomitmen dan konsisten dalam memperjuangkan hak – hak perempuan dan anak,” lanjut Jeanie.
Terkait dengan momentum pesta demokrasi pemilihan para kepala daerah November mendatang, dia menyatakan RPA tetap pada prinsip untuk tetap menolak para calon kepala daerah yang pernah tersandung kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“RPA juga mengimbau dan mengajak para partai politik untuk bersama – sama memerangi para penjahat kemanusiaan ini. Siapa pun dia dan darimanapun dia,” tegas perempuan berdarah Maluku ini.

Selaras dengan RPA Partai Perindo, para aktivis Hak Asasi Manusia pun turut mengimbau agar partai politik bisa lebih selektif dalam memberikan dukungan terhadap calon kepala daerah, sebab nasib masyarakat nantinya akan berada di tangan para delegasi partai melalui surat tugas maupun surat rekomendasi partai tersebut.

Adhy Fadhly selaku aktivis HAM dan pegiat Antikorupsi, memberikan apresiasi terhadap sikap tegas serta komitmen RPA. Dia juga berharap agar sikap tegas RPA mendapat respons positif dari para pimpinan partai politik, lebih khusus Partai Perindo itu sendiri.
“Sebab kita tahu disetiap Partai Politik pasti ada kaum perempuan yang patut dilindungi,” lanjut Adhy.

Adhy berharap RPA mampu menjadi garda terdepan dalam melawan para penjahat kemanusiaan. Menurutnya RPA harus bisa memberikan masukan – masukan yang positif dan konstruktif sebagai bahan pertimbangan partai, dalam hal ini bisa saja disampaikan ke Hary Tanoe selaku Ketua Umum atau Kepada Tim Desk Pilkada Partai Perindo sehingga dalam memberikan dukungan berupa rekomendasi terhadap para bakal calon itu benar – benar selektif dan perlu diingat RPA selaku organisasi sayap partai memiliki peran penting untuk partai itu sendiri.

Dia pun mengambil contoh di negara – negara Eropa, organisasi sayap ini lebih dikenal dengan sebutan interest group yang mana mempunyai tujuan yang berbeda dengan partai akan tetapi mampu membawa dampak yang luar biasa di masyarakat.

“Jadi interest group atau organisasi sayap biasa diidentifikasikan selaku pihak pemaksimal sebuah kebijakan, sementara partai politik itu sendiri sebagai pemaksimal pemenangan dalam sebuah kontestasi,” tutup Adhy. *man