Rezim Common Enemy Berlalu, Muncul Rezim Omon-omon

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Tuduhan Prabowo kepada Anies dengan kata-kata cuma bisa “omon-omon” (omong doang) tampaknya saat ini sangat pas kata-kata itu disematkan kepada Prabowo. Belum juga dilantik, satu persatu janji Prabowo sudah dibatalkan sendiri.

Janji Prabowo waktu debat capres untuk menggratiskan biaya kuliah, yang terjadi justru sebaliknya : kenaikan biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) sampai 500. Prabowo juga berjanji akan mensejahterakan rakyat, tapi belum juga dilantik harga-harga sudah naik, pajak bakal naik 12%, hampir semua komoditas bakal kena pajak. Bahkan Sri Mulyani menghimbau rakyat untuk mandiri (tidak mengharapkan subsidi), lalu tugas seorang Presiden dan pembantunya kalau bukan untuk melayani dan mensejahterakan rakyat untuk apa ? Bukankah waktu kampanye selalu obral janji mau mensejahterakan rakyat ?

Yang juga sangat menggelikan adalah ucapan Prabowo yang berjanji akan memberi makan siang gratis ternyata cuma omon-omon yang dibatalkan sendiri.

Beginilah kalau orang terlalu ambisi jadi presiden tapi yang dijual ke rakyat bukan gagasan dan cara mengatasi masalah, cuma bisa joged gemoy. Otak tersekat, gagasan nihil, solusi gak akurat, keberanian gak ada, kemandirian sudah tersandera, jadi yang ada hanya “omon-omon”

Prabowo bukan seorang “problem solver”, ditambah Gibran yang selain otaknya kosong, jugs gak punya ide untuk bangsa, yang bakal terjadi adalah “problem maker”.

Semoga Prabowo-Gibran tidak jadi dilantik, karena bisa hancur negara ini : Presidennya hanya bisa omon-omon, Wakilnya tidak ada omon, kalau omon langsung ngacau.

Indonesia negara besar, gudangnya para ahli politik berintegritas, pemikir-pemikir hebat, pemimpin dunia, ahli segala bidang ada, masa mau dipimpin orang yang tidak kompeten, bermasalah dan tidak punya kapasitas ? Akal sehat seperti apa sih orang-orang yang masih menyanjung-nyanjungnya ? Apakah semua pendukungnya sudah “kesirep” oleh sihir Jokowi ?

Bukankah di akhir kepemimpinan Jokowi Indonesia di ambang masuk jurang : kemerdekaan hilang, ekonomi mikro hancur, hutang terbesar sepanjang sejarah, rakyat dalam kebodohan dan kemiskinan, warga China sudah jadi warga kelas satu, probumi sudah jadi warga inferior menuju jadi jongos China, nilai agama, budaya, moral dan etika telah hancur, hukum tumpul, semua lembaga negara mandul dan berkhianat, ulama dimusuhi, rakyat kritis dibungkam, demokrasi dimatikan, harta kekayaan alam Indonesia terkuras habis oleh Asing dan Aseng, dll.

Lalu apa yang mau dibanggakan dari pemerintahan Jokowi : IKN, yang bakal mangkrak karena investor pada kabur, KJB yang kesulitan cicilan karena tekor (lagi-lagi rakyat jadi korban), infrastruktur yang tidak efektif, dan ternyata semua itu hanya proyek-proyek China yang bikin sengsara rakyat; atau korupsi yang di era Jokowi merajalela dan ugal-ugalan, atau atas suksesnya membangun politik dinasti ?

Bukankah semuanya bukan untuk kepentingan rakyat ?

Sungguh sangat hebat jika seorang Prabowo bisa membalikkan keadaan dari kapal yang hampir karam bisa berlayar normal lagi.

Sayangnya, belum juga dilantik sudah “loyo” duluan.

Secara integritas, kapasitas, kompetensi, dan keberanian seorang Prabowo diprediksi tidak bakal mampu menyelematkan Indonesia dari keterpurukan. Tidak perlu bukti harus menunggu selama tiga tahun seperri yang diminta, karena sekarang pun sudah terbaca sejauh mana kemampuan Prabowo bisa menggerakkan kapal yang sudah menuju karam? .

Alangkah lebih baik dan bijak menyerah saja dari sekarang, berikan pengelolaan negeri ini kepada ahlinya, insya Allah ditangani oleh ahlinya, dengan pertolongan Allah Indonesia bakal terselamatkan dari keterpurukan.

Bandung, 16 Dzulqa’dah 1445