MUI Sulteng: Kasus Sigi Diduga Dilakukan Mujahidin Indonesia Timur & Bukan SARA

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengatakan, pembantain satu keluarga di Sigi diduga dilakukan kelompok teroris mengatasnamakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

“Diduga DPO Kelompok Mujahidin Indonesia Timur dipimpin Ali Kalora,” kata Ketua Umum MUI Sulteng Habib Ali bin Muhammad Aljufri beberapa waktu lalu.

Kata Habib Ali, tindakan yang dilakukan Mujahidin Indonesia Timur tidak terkait dengan SARA karena beberapa kali telah membunuh warga muslim di antara Tapo (digorok hingga leher lepas), Ajeng (digorok nyaris putus) dan anggota polisi yang digorok saat keluar dari masjid.

Dia meminta masyarakat untuk menahan diri agar tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang sengaja ingin membenturkan dan mengadu domba masyarakat.

Habib Ali juga meminta tidak menyebarkan foto maupun video keluarga yang dibantai tersebut untuk menjaga perasaan anggota keluarga korban.

“Cara melakukan deradikalisasi yakni dengan meluruskan benih-benih paham yang saat ini sudah tersemai dan melekat di hati para teroris dengan melalui pendekatan budaya, pemahaman ajaran agama yang benar, serta memberikan pekerjaan dan penegakan hukum dengan prinsip semua sama di depan hukum,” ujarnya.

Sekretaris MUI Sulteng Sofyan Bachmid menilai tindakan tersebut di luar nalar akal sehat dan sudah sangat melampaui batas nilai kemanusiaan.

Karenanya, atas dalih apa pun, aksi itu tidak dibenarkan karena bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan Pancasila.

“Tidak semestinya hal semacam itu dikaitkan dengan motif agama. Ada sejumlah faktor lain seperti ekonomi sampai dengan hukum yang berpotensi membuat orang mau untuk melakukan tindakan tersebut,” ucapnya.