Jokowi Dinilai Ungguli Prabowo di Debat Kedua

Sekretaris Nasional (Seknas) Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas), Yuke Yurike menilai performa Jokowi mengungguli Prabowo Subianto dalam debat capres kedua yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2).

Yuke menyebut Jokowi lebih luwes dan banyak menguasai diksi perdebatan disertai pemaparan data, sebaliknya Prabowo lebih banyak bicara hal normatif.

“Pak Prabowo mengakui keberhasilan Pak Jokowi dalam banyak hal. Ini mengonfirmasi bahwa oposisi memang belum berpengalaman,” kata Yuke saat nonton bareng debat kedua capres yang digelar Repnas di Jakarta, Minggu (17/2).

Ia juga mengkritik kemandirian nasional yang ditawarkan Prabowo. Seolah pekerjaan tersebut semudah membalik telapak tangan. Jokowi, kata Yuke, membuktikan hasil kerjanya ketika berhasil mengurangi impor jagung dan progres pembangunan infrastruktur yang luar biasa.

“Kita kan bicara proses di sini. Pak Jokowi sebut infrastruktur Rp 187 triliun, pembangunan 191 ribu jalan produksi, kemudian 58 ribu unit irigasi. Ada kemajuan signifikan dan angka-angka itu tidak bisa dibantah,” ujar Yuke.

Secara keseluruhan Yuke menilai Jokowi mampu memperlihatkan keberhasilan visi misinya sebagai petahana. Ia menyebut kinerja Jokowi sudah banyak terbukti sehingga planning ke depan adalah melanjutkan pembangunan di periode kedua.

“Kritik boleh dan perlu, tapi progress pak Jokowi tentu harus diapresiasi. Pembangunan efektif dan efisien serta eksekusi pembangunan era Pak Jokowi paling terasa ke masyarakat.”

Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik (PSDPP) Dedi Kurnia Syah menilai penampilan Jokowi sepanjang debat cukup baik. Petahana, kata dia, menyampaikan catatan kerja selama 4,5 tahun sembari menyebut angka dan data.

Sebaliknya Prabowo menurut dia hanya menyampaikan hal-hal umum. Dedi menyebut situasi ini jelas tidak menguntungkan bagi mereka yang berharap Prabowo lebih ekspresif dan ofensif.

“Lebih disayangkan lagi Prabowo tidak mengonfirmasi angka-angka yang disampaikan oleh Jokowi,” ujar Dedi.