Sepakat Impor Gas dari Singapura, Ada Mafia Besar Bermain & Amunisi di Pilpres 2019

PM Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Jokowi (IST)
PM Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Jokowi (IST)

Kesepakatan Indonesia mengimpor gas dari Singapura setelah kunjungan Jokowi ke negeri tersebut menandakan ada mafia besar khususnya untuk amunisi di Pilpres 2019.

“Singapura bukan memproduksi gas tetapi bisa mengekspor ke Indonesia yang kaya sumber gaya. Ini menandakan ada mafia yang bermain,” kata aktivis politik Rahman Simatupang kepada suaranasional, Senin (11/9).

Berbagai media di Singapura menyebutkan kunjungan Jokowi ke Singapura dalam rangka perayaan 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara menghasilkan kontrak HOA suplai gas cair (Liquefied Natural Gas/LNG ) antara PLN dengan traders Singapore yaitu Keppel Offshore and Marine dan Pavilion Gas.

Kata Rahman, impor gas dari Singapura menandakan ada yang menjual kedaulatan bangsa Indonesia ke asing untuk kepentingan pribadi dan golongan.

“Walaupun dari hitungan matematis, impor gas dari Singapura lebih murah daripada membeli gas dari dalam negeri untuk kebutuhan PLN tetapi impor yang untuk bangsa lain,” ungkap Rahman. 

Kontrak kesepakatan Heads Of Agreement (HOA)  itu menyatakan bahwa Keppel Offshore dan Pavilion Gas akan mensuplai kebutuhan LNG dengan kapal LNG ukuran kecil untuk PLTGU kapasitas 25 MW sampai dengan 100 MW untuk wilayah bagian barat Indonesia,

Kata Rahman, tingginya harga gas dalam negeri menandakan ada yang salah dalam tata kelola. “Semua harus direformasi tata kelola gas agar bisa bermanfaat untuk rakyat dan bangsa Indonesia,” ungkap Rahman.

Rahman meminta KPK bergerak untuk menyelidiki munculnya kerja sama impor gas dari Singapura. “KPK harus membongkar kasus ini termasuk siapa yang bermain termasuk makelar yang diuntungkan,” pungkas Rahman.