AntiKhalifah & Tolak Perppu, Strategi Partai Koalisi Gembosi Oposisi

Gerakan antiKhalifah (IST)
Gerakan antiKhalifah (IST)

Munculnya gerakan antikhilafah dan menasional hanya strategi partai koalisi untuk menjatuhkan partai-partai oposisi.

“koalisi menjadikan sentimen khilafah sebagai strategi politik bola panjang untuk 2019,” kata pengamat politik Ziyad Falahi kepada suaranasional, Senin (7/8).

Kata Ziyad, sentimen khilafah digunakan setelah partai koalisi kalah menyakitkan di Pilkada DKI Jakarta.

Menurut Ziyad,  Jokowi juga sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari pertarungan internal menuju 2019. Harapanya, dengan menjadikan khilafah sebagai common enemy, suara masyarakat islam santri moderat akan lari ke partai koalisi.

“Namun sayangnya, pernyataan Viktor Laiskodat justru membuat  nasdem semakin kesulitan merebut suara golongan santri, dan umat islam secara umum. logikanya sederhana, umat islam  tentu lebih memilih PKB atau PPP daripada nasdem. Apalagi viktor laiskodat bukan seorang muslim,” jelas Ziyad.

Konstelasi 2019 menjadi menarik, karena PPP dan PKB tentu tidak mau berbagi suara santri anti khilafah.  Di sisi lain, Nasdem yang harusnya merebut suara golkar, malah die hard merebut suara pdip yang terkenal sering berbenturan dengan golongan islam.

“Melihat kondisi demikian, golkar yang justru berpeluang memenangkan Pemilu, meskipun ketua umumnya menjadi tersangka korupsi,” pungkas Ziyad.