Mantan Ketua KPK Pertanyakan Negara tak Waspadai Radikalisme Sekuler

Taufiequrachman Ruki (Ist)
Taufiequrachman Ruki (Ist)

Negara harus mewaspadai radikalisme sekuler karena membahayakan Pancasila dan kedaulatan bangsa Indonesia.

“Yang menarik adalah negara tidak mewaspadai bahaya radikalisme sekuler yang juga bertentangan dengan ideologi negara Pancasila,” mantan Ketua KPK Taufiequrachman Ruki dalam pernyataan kepada intelijen, Kamis (30/3).

Menurut Ruki sampai saat ini tidak ada aparat negara yang berteriak keras tentang perlunya mewaspadai paham radikalisme sekuler yang merebak di Indonesia.

“Tidak ada dibentuk badan khusus penanggulangan bahaya sekulerisme. Tidak ada detasemen khusus yang ditugaskan untuk itu,” jelasnya.

Kata Ruki, padahal negara dalam menghadapi radikalisme agama telah membentuk badan khusus bernama Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT) dan dilengkapi lagi sebuah detasemen khusus bernama Detasemen Khusus 88 (Densus 88).

Selain itu, ia mengutip Harvey Cox bahwa radikalisme yaitu 1. Dischanment of nature, 2. Desacralization of politics, dan 3. Deconsecration of values.

Kata Ruki, dischanment of nature artinya kehidupan dunia harus disterilkan dari pengaruh ruhani dan agama. Sekuler liberal membatasi peran agama sebatas persoalan personal.

“Agama hanya cukup sampai dinding masjid atau gereja. Di luar itu, akal manusia lah tuhannya. Sekuler radikal ingin menyingkirkan agama dari kehidupan. Ini beda tipis dengan komunisme,” ungkapnya.

Sedangkan Desacralization of politics kata Ruki, artinya dunia politik harus dikosongkan dari pengaruh agama dan nilai spiritual. Politik semata urusan akal manusia. Agama dan segala simbolnya dilarang terlibat dalam urusan politik. Agama sendiri, politik itu wilayah tersendiri yang harus dipisahkan. Keduanya tidak bisa disatukan.

“Deconsecration of values maksudnya tidak ada kebenaran mutlak. Nilai-nilai bersifat relatif. Doktrin ini menisbikan kebenaran yang ada dalam kitab suci. Bagi mereka kitab suci itu hanya buatan manusia. Oleh karena itu penganut paham ini suka mengolok-ngolok kitab suci mereka sendiri, termasuk kitab suci orang lain,” pungkasnya.

Baca juga:  Survei SMRC Sebut Anies-AHY Berpotensi Menang Pilpres, Geisz Chalifah: SMRC Jualan ke Demokrat