Rezim Jokowi Terus Menerus Melakukan Penipuan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)

Rezim Joko Widodo (Jokowi) melakukan penipuan terus menerus terhadap rakyatnya sendiri dan mengingkari janjinya saat Pilpres 2014.

“Rejim ini tidak juga berhenti menipu diri sendiri, membohongi logika dan menghiperbola keberhasilan palsu sebagai bahan menipu diri dan membohongi logika,” kata mantan Relawan Jokowi, Ferdinand Hutahean kepada suaranasional, Kamis (23/3).

Kata Ferdinand, Rejim Jokowi lebih sibuk dengan isu-isu yang justru memilukan bagi jiwa-jiwa yang cinta bangsa ini, dan lebih sibuk memproduksi isu-isu murahan untuk menutupi isu yang justru sangat penting untuk ditindak lanjuti secara serius karena menyangkut masalah masa depan bangsa dan negara.

“Betapa sibuknya rezim ini menipu diri dengan menjadikan isu murahan mobil mogok sebagai berita utama di tengah publik, dan mengalahkan berita keterlibatan adik ipar Presiden Jokowi Arif Budi Sulistyo dalam kasus pajak Ramapanicker Rajamohanan Nair, Country Direktur PT Eka Prima Ekspor Indonesia (EKP),” ungkap Ferdinand.

Menurut Ferdinand, adik ipar Presiden Jokowi diduga terlibat dan dalam skandal pencurian penerimaan negara dari sektor pajak tersebut.
“Pantas jugalah kenapa penerimaan pajak negara tidak mencapai target, rupanya ada yang menerimanya secara tidak berhak dan ilegal,” jelas Ferdinand.

Ia mengatakan, isu sangat memalukan dan murahan tentang mobil mogok itupun sukses membenamkan berita tentang meninggalnya ibu Patmi di depan Istana karena memperjuangkan masa depan kehidupan anak cucunya atas ketidak adilan pembangunan pabrik semen di kampungnya.

“Sungguh memilukan hati ketika seorang ibu, yang memperjuangkan masa depan anak cucunya harus meregang nyawa didepan Istana,” papar Ferdinand.

Mengapa istana begitu lamban merespon rakyatnya hingga ibu Patmi harus meninggal? Presiden Jokowi harusnya bertanggung jawab atas ini, bukan malah meramekan isu murahan mobil mogok.

Menurut Ferdinand, kekeliruan rejim ini tampaknya tidak akan bisa diluruskan lagi, karena semua kekeliruan itu dianggab sebuah kebenaran oleh penguasa dan para gerombolan pemuja dan pemuji rezim keliru ini.

Coba kita lihat kasus dugaan korupsi RS Sumber Waras dan kasus penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama,” ungkap Ferdinand.