Sidang Ahok, Habib Rizieq: Ahok Nodai Alquran, Nodai Agama Islam!

Habib Rizieq saat sidang Ahok
Foto: Hasan Al Habshy/detikcom

Habib Rizieq Syihab menegaskan pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Kepulauan Seribu sudah menodai agama. Ahok disebut secara sistematis menodai agama Islam karena beberapa kali menyebut Surat Al Maidah 51.

Habib Rizieq menyebut ada 6 unsur dalam pernyataan Ahok yang menodai agama Islam dan kitab suci Alquran. Enam ungkapan tersebut ialah:

1. ‘jangan percaya sama orang’,
2. ‘nggak pilih saya’,
3. ‘dibohongi pakai Al-Maidah 51’,
4. ‘macam-macam itu’,
5. ‘takut masuk neraka’,
6. ‘dibodohi gitu’.

Pernyataan tersebut disampaikan Ahok saat bertemu warga Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

“Keenam unsur ini jadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisah, kalau dipisah nanti bisa jadi berbeda-beda. Itulah sebabnya keenam ini saya rajut jadi satu untuk mengambil kesimpulan terdakwa memang menodai Alquran, menodai agama Islam,” tegas Habib Rizieq dalam sidang lanjutan Ahok di auditorium Kementan, Jl RM Harsono, Ragunan, Jaksel, Selasa (28/2/2017).

Baca juga:  Strategi Habib Rizieq Berhasil Permalukan Pemerintah, Polisi & Intelijen

Habib Rizieq menyebut Ahok secara sistematis menodai agama Islam dan Alquran karena sebelum kasus Kepulauan Seribu, Ahok juga pernah menyinggung surat Al Maidah ayat 51.

“Pertama di tahun 2008, terdakwa ini melalui buku yang berjudul ‘Merubah Indonesia’, terdakwa ada membicarakan Al-Maidah 51, konteksnya sama, pemimpin. Artinya sebelum kejadian di Kepulauan Seribu, terdakwa ini sudah mulai nyindir-nyindir Al-Maidah 51,” sebut Habib Rizieq.

Peristiwa kedua, menurut Rizieq, yaitu pada 30 Maret 2016 ketika Ahok diwawancara media. “Terdakwa ini ada menyatakan bahwa surat Al-Maidah 51 itu keluarnya jadi konteksnya belum ada pemilihan, belum ada pilkada. Jadi sindiran ke Al-Maidah 51 sudah dilakukan terdakwa jauh sebelum pidatonya di Kepulauan Seribu,” ucap Habib Rizieq.

Ahok sambung Habib Rizieq juga kembali menyinggung soal Al-Maidah ayat 51 di kantor DPP Partai NasDem. Kejadian itu sebelum pidato Ahok di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

Baca juga:  FGD 2019 Lamongan Tangkal Hoaks Jelang Pilpres

“Kalau kita lihat di Pulau Seribu saja tanpa yang lain, mungkin persepsi kita juga bisa bias. Tapi dengan adanya rekaman lain, dengan adanya bukti lain yang ditunjukkan penyidik, keterkaitan itu tidak bisa dipungkiri. Keterkaitan itu menjadi satu rangkaian, terdakwa punya niat, ada unsur kesengajaan, bahkan saya berani katakan direncanakan tersistematis sekali,” beber Habib.

“Untuk tujuan apa? untuk tujuan yang bersangkutan dipilih oleh umat Islam ini kan konteksnya konteks pilkada, mempengaruhi umat Islam agar jangan sungkan memilih orang non islam sebagai pemimpin,” pungkas Habib Rizieq menyebut motif Ahok mengutip ayat kitab suci.