Progres 98 Sebut Politik Premanisme Rezim Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)

Rezim Jokowi cuek dengan suara protes jutaan umat Islam. Bahkan disinyalir memanfaatkan situasi ketegangan antar umat beragama melalui modus politik premanisme dan adu-domba, sembari memuluskan kepentingan hegemoni etnis terkait.

Demikian dikatakan Ketua Progres 98 Faizal Assegaf di akun Facebook-nya. “Perilaku tak elok itu mencerminkan watak kekuasaan yang berbau komunis, otoriter dan penuh kemunafikan. Terlebih sebagai petugas partai, Jokowi kian setia pada PDIP yang memiliki kongsi strategis dengan Partai Komunis China,” ungkap Faizal.

Kata Faizal, tidak heran bila muncul aneka rekayasa dan intimidasi secara kasatmata untuk menumpaskan kelompok kritis, kriminalisasi ulama dan sejumlah aktivis. Sebuah konspirasi jahat yang kian hari menyulut kemarahan rakyat.

“Kasus penganiayaan sadis terhadap santri FPI di Bandung dan penghadangan atas Wakil Sekjen MUI di Kalbar, telah menyiram luka di hati ummat Islam. Tindakan kriminal tersebut bermotif politis, imbas dari pro-kontra kasus penistaan Al Qur’an,” ungkap Faizal.

Lebih mengerikan, kedua peristiwa kekerasan itu diduga sebagai upaya pembunuhan terencana terhadap dua tokoh sentral GNPF-MUI (Habib Rizieq dan KH. Tengku Zulkarnain).

Kata Faizal, sejak munculnya gerakan aksi Bela Islam, membuat Jokowi dan kelompok pembela Ahok gerah. Lantas muncul tuduhan makar dialamatkan kepada sejumlah tokoh aktivis dan mantan jenderal TNI.

“Lebih jauh, Istana dan media pro cukong gencar menstigmakan aksi Bela Islam dengan fitnah radikalisme, intoleran, anti kemajemukan dan sebagainya,” ungkapnya.

Lanjut Faizal, fitnah keji itu dilancarkan guna menjebak Polri bertindak sporadis dan represif terhadap para ulama dan tokoh ormas Islam yang tergabung dalam solidaritas GNPF-MUI.

“Hasilnya FPI, MUI, HTI dan ratusan ormas Islam lainnya menjadi sasaran dan target politik adu-domba dan kriminalisasi. Sebaliknya Istana giat membujuk tokoh sentral NU, Muhammadiyah dan sejumlah tokoh muslim lainnya dengan klaim Islam moderat,” papar Faizal.

Menurut Faizal, politik adu-domba rezim Jokowi gagal total. Kaum muslim dan para ulama justru makin solid dan istiqomah menuntut oknum penista agama dipenjarakan. Jika Ahok dibebaskan, maka jutaan umat Islam akan turun ke jalan melakukan revolusi.

“Di tengah situasi yang makin memanas, oknum Kapolda Jawa Barat selaku Ketua Dewan Pembina salah satu ormas garis keras disinyalir terlibat menyerang santri FPI,” ungkap Faizal.

Faizal mengatakan, temuan investigasi oleh jaringan santri FPI mengungkap modus politik premanisme diduga untuk membunuh Habib Rizieq. Namun tindakan itu digagalkan olah Allah SWT.

“Kini sorotan jutaan ummat Islam pada rezim Jokowi dan Mabes Polri. Yakni mendesak Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol. Anton Charliyan dicopot dan diadili. Jika masalah ini diabaikan bakal memicu kemarahan ummat Islam secara masif,” pungkas Faizal.