Pemerintah RI Kirim Bantuan untuk Rohingya

Pengungsi Rohingya dan Banglades
Pengungsi Rohingya dan Banglades mengumpulkan air hujan dengan piring dan botol di kamp pengungsi sementara di Maungdaw, Myanmar, 4 Juni 2015. Sekitar 400 orang pengungsi berkumpul di kamp ini tanpa makanan dan air bersih yang memadai. REUTERS/Soe Zeya Tun

Pemerintahan Indonesia mengirim bantuan untuk warga Rohingya di Myanmar. Presiden Joko Widodo mengatakan bantuan berasal dari masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.

“Pagi ini ada 10 kontainer diberangkatkan ke Rakhine State,” ucap presiden seperti kami kutip dari tempo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Kesepuluh kontainer itu berisi mi instan, makanan bayi, dan sarung. Menurut Presiden Jokowi, bantuan-bantuan itu merupakan permintaan dari warga Rohingya. “Barang ini diminta setelah Menteri Luar Negeri berkomunikasi dengan pemerintah Myanmar,” ucapnya.

Baca juga:  Ini Rincian Kompensasi Ganti Rugi Pelanggan PLN yang Kena Pemadaman listrik

Seperti diberitakan, sejak terjadi ketegangan di Rakhine State pada 9 Oktober lalu, ada peningkatan jumlah pengungsi hingga 10–20 ribu orang. Menurut data UNHCR, saat ini terdapat sekitar 32 ribu pengungsi muslim dari Myanmar yang tercatat resmi pada dua kamp pengungsi di Bangladeh. Selain itu, UNHCR mengestimasikan adanya sekitar 200 ribu pengungsi yang tidak tercatat serta tinggal di perbatasan Bangladesh dan Myanmar.

Pemerintah Indonesia, menurut Jokowi, sudah melakukan diplomasi menyangkut pengungsi Rohingya. Ia mengatakan sudah memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk bertemu dengan pemerintah Myanmar. Presiden meminta membuka perbatasan untuk memenuhi kebutuhan rakyat Rohingya. “Kami menegaskan perlunya penegakan HAM dan kehormatan bagi komunitas muslim,” paparnya.

Baca juga:  Pelajar NU Jepang Pungkasi Kegiatan Ramadan dengan Rembuk Organisasi dan Bagi Takjil

Lebih lanjut pemerintah berharap bantuan tersebut diterima dengan baik oleh para pengungsi. “Harapan saya kepedulian dan kedamaian tercipta di Rakhine State,” pungkas Presiden Jokowi.