Nyinyir Demo 4 November, Megawati tak Paham Penegakan Hukum

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (IST)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (IST)

Megawati Soekarnoputri yang menilai demo 4 November 2016 bukan sesuai ajaran Islam menandakan Ketua Umum PDIP tidak tahu arti penegakan hukum bagi bangsa Indonesia.

“Bu Mega harusnya tidak perlu nyinyir dan mengaitkan ajaran Islam yang demo 4 November. Mereka yang demo itu meminta penegakan hukum kasus penistaan agama,” kata pemikir Islam Ibnu Masduki kepada suaranasional, Rabu (2/11).

Kata Ibnu Masduki, kalau Megawati mengerti ajaran Islam tentu tidak diam dengan penggusuran yang dilakukan Ahok.

“Harusnya Megawati mengerti ajaran Islam tentang pembebasan termasuk melawan arogansi Ahok yang semena-mena melawan hukum dan menggusur. Ngaku partai wong cilik justru hanya diam penggusuran,” ungkap Ibnu Masduki.

Menurut Ibnu Masduki, Megawati juga diam kasus 27 Juli yang mengorbankan banyak pihak termasuk kadernya sendiri. “Korban-korban 27 Juli dibiarkan saja, justru dipolitisasi untuk mencari dukungan,” papar Ibnu Masduki.

BACA JUGA:

Ibnu Masduki mengatakan, Megawati dan kubu Ahok-Djarot justru melakukan politisasi agama dengan menyebarkan selebaran mengutip ayat Al Quran dan Hadits untuk memilih Ahok-Djarot. “Sudah banyak bukti Ahok-Djarot politisasi agama untuk mengambil suara umat Islam,” ungkap Ibnu Masduki. 

Megawati Soekarnoputri menilai, menghubungkan memilih pemimpin dengan agama merupakan isu SARA. Ketua Ketua Umum PDIP itu pun merasa heran dengan Islam di masa kini.

“Kita diharuskan mencintai semua makhluk. Kok sekarang seperti itu banyak isu SARA. Islam kok gitu, siapa yang ngajari? Urusan memilih pemimpin kok dikorelasikan dengan agama dan ras. Ini tidak lucu kalau diteruskan,” kata Megawati di sela-sela ‘Pelatihan Mubaligh Kebangsaan Baitul Muslimin, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016), seperti dikutip Detik.

Lebih jauh Megawati menilai Aksi Bela Islam II yang akan digelar pada 4 November nanti bisa mengancam persatuan Indonesia sebagaimana yang telah terjadi di Timur Tengah. Karenanya ia mengajak umat Islam agar saling menyayangi dan membela NKRI.

“Islam harus Islam yang benar. Indonesia kaum yang mencintai kaum-kaum yang lain. Kita harus mengayomi. Saya tidak membela China, saya membela NKRI yang saya cintai. Pemilu sudah ada dari dari tahun 1955 pemilu itu. Lho kok sekarang hanya satu orang ribut setengah jagat. Kita harus memilih,” ujarnya.