Bukan Hanya Rakyatnya Sendiri, Filipina Pun Dibohongi Jokowi

Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Presiden Jokowi (IST)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Presiden Jokowi (IST)

Pemerintah Filipina yang membantah pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang eksekusi Marry Jane menandakan mantan Wali Kota Solo itu telah membohongi Filipina.

“Bantahan resmi Pemerintah Filipina terkait pernyataan Presiden Jokowi menandakan mantan Wali Kota Solo telah membohongi Filipina,” kata pengamat politik Muhammad Huda dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (13/9).

Kata Huda, pernyataan Jokowi yang telah membohongi pemerintah Filipina mempunyai tujuan politik mencari popularitas. “Jokowi hanya mencari popularitas dengan mengklaim Presiden Filipina menyetujui hukuman mati terhadap Marry Jane,” ungkap Huda.

Huda mengatakan, bohong yang dilakukan Presiden Jokowi itu justru akan mempermalukan di hadapan rakyat Filipina.

Baca juga:  Tak Teruskan Pembebasan Lahan di Jalan KH Hasyim Ashari Kota Tangerang, Warga Nilai Wahidin Halim Gubernur Gagal

“Rakyat Filipina pun sudah tahu karakter Jokowi yang suka berbohong, maka akan muncul ketidakpercayaan Pemerintah dan rakyat Filipina ke Presiden Jokowi,” jelas Huda.

Beberapa saat setelah Presiden Jokowi mengklaim Presiden Filipina Rodrigo Duterte mempersilahkan eksekusi terpidana mati kasus narkoba, Mary Jane Veloso, pihak pemerintah Filipina langsung membantahnya.

Melalui juru bicara Duterte, Ernesto Abella, seperti dikutip dari Straitstimes.com, Duterte hanya mengatakan pihaknya hanya menghormati proses hukum yang berlaku di Indonesia soal Mary Jane.

“Mengenai pernyataan yang datang dari Indonesia (Jokowi). Presiden (Duterte) memberi tahu saya bahwa dia berdiskusi dengan Presiden Widodo. Dia (Duterte) mengatakan mengenai Mary Jane Veloso, kita menghormati hukum di negara anda (Indonesia). Saya tidak akan menganggu,” kata Abella mengutip penjelasan Duterte kepadanya, Senin (12/9).

Baca juga:  Prabowo: Penguasa Sekarang Senang "Politik Belah Bambu"

Terpisah, Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay Jr juga membantah bahwa Presiden Duterte memberikan lampu hijau untuk eksekusi mati Mary Jane di Indonesia. “Yasay mengklarifikasi bahwa Duterte tidak pernah memberikan lampu hijau untuk eksekusi Veloso.