Santri MI TBS Kudus Laksanakan Shalat Gerhana

image

Sebanyak 575 santri (siswa) Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus, Jawa Tengah, menggelar Shalat Gerhana matahari di halaman madrasah, Rabu (9/3).

Shalat gerhana diselenggarakan dengan tujuan mendidik karakter siswa, agar memiliki pemahaman yang benar tentang gerhana sebagai fenomena alam. ‘’Dulu banyak orang yang salah memahami tentang keberadaan gerhana, yang dibuktikan dengan banyaknya mitos yang tidak mendidik di masyarakat,’’ ujar ustadz Salim M.Pd sebagaimana keterangan yang diterima suaranasional.

Kepala MI TBS Kudus itu menjelaskan, bahwa gerhana tidak ada kaitannya dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat yang pada zaman dulu orang sampai harus ada yang ngumpet di kolong ranjang karena saat gerhana bulan maupun matahari itu di pangan buto, sehingga masyarakat membunyikan lesung. ‘’Pemahaman-pemahaman seperti ini tidak benar. Gerhana adalah fenomena alam yang murni ada karena kehendak Allah SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa. Gerhana merupakan salah satu tanda kebesaran dan keesaan Allah SWT. Di satu sisi dan membuka ruang untuk kajian ilmiah bagi manusia,’’ katanya.

Sementara itu, shalat berikut khutbah gerhana dalam kesempatan ini dipimpin oleh KH. Nur Hamim LC.

Dalam khutbahnya Hamin mengutarakan, gerhana adalah salah satu tanda keagungan Allah SWT yang bisa dijadikan untuk pelajaran, media untuk dan intropeksi dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan.

‘’Jangan pernah berpikir bahwa terjadinya gerhana hanya sebatas peristiwa rutinitas kealaman, tanpa mengandung nilai dan pelajaran. Sungguh tiada yang sia-sia dalam setiap hasil karya dan ciptaan-Nya,’’ tegasnya.

Alumni Universitas Al Azhar Kairo Mesir ini mengutarakan satu kisah, bahwa pada masa Rasulullah SAW pernah terjadi gerhana tepat pada Sayyid Ibrohim (putra beliau dari Ummul Mukminin Sayyidah Mariyah al-Qibthiyah) meninggal pada usia 18 bulan. Penduduk pun ramai berkomentar, bahwa terjadinya gerhana matahari, karena kematian (Sayyid) Ibrahim. Baginda Rasul SAW. kemudian melakukan Shalat Gerhana bersama penduduk dan memberikan penjelasan yang benar terkait gerhana.

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda–tanda kebesaran Allah SWT. Gerhana tidak terjadi kartena kematian atau kelahiran seseorang. Karenanya, saat kalian melihatnya, takutlah kepada Allah dan bersegeralah berdzikir kepadanya dan melakukan sholat,” terangnya mengutip salah satu hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Sahabat Mughiroh ibn Syu’ban RA.