Atur Pemberitaan Media, Jokowi Mulai Panik dan akan Jatuh

Joko Widodo atau Jokowi (IST)
Joko Widodo atau Jokowi (IST)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta media tidak memberitakan berita melemahnya rupiahnya menandakan mantan Wali Kota Solo itu alami kepanikan.

Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi dalam keterangan kepada suaranasional, Kamis (27/8).

Menurut Muslim, media juga harus memberitakan kondisi yang sebenarnya tentang kondisi bangsa Indonesia. “Kalau kondisi sedang krisis ya beritakan saja. Nantinya biar tugas negara untuk mengantisipasi,” papar Muslim.

Muslim mengatakan, ketakutan Jokowi itu menandakan mantan Gubernur DKI Jakarta akan jatuh dari kekuasaannya. “Kalau mau jatuh itu biasanya ngatur-ngatur media. Padahal kalau mau jujur popularitas Jokowi itu dan bisa menjadi presiden itu karena media. Jokowi naik dan turun oleh media,” jelas Muslim.

Selain itu, Kata Muslim, Jokowi mulai ketakutan pemberitaan berbagai di sosial media seperti Facebook, Twitter maupun lainnya yang cukup keras dalam mengkritisi mantan Gubernur DKI Jakarta.

“Kalaupun nantinya media berpihak kepada Jokowi, ada media sosial yang bisa menjadi alternatif,” papar Muslim.

Sebelumnya Presiden Jokowi meminta media massa agar menampilkan pemberitaan-pemberitaan yang memberikan optimisme, jangan memberitakan hal-hal yang negatif.

“Dalam negeri, yang paling penting terutama berita-berita ini memberikan optimisme, jangan memberitakan hal-hal yang negatif, yang justru akan membuat psikologi bergerak ke arah negatif,” tutur Presiden Jokowi, seperti dilansir situs setkab.go.id.